Selasa, 07 Maret 2017

Satelit Pengamat Cuaca

Satelit cuaca melihat bumi dengan banyak cara. Jauh di atas permukaan planet ini, instrumen pada satelit itu menangkap radiasi yang tampak, radiasi inframerah, dan inframerah, dan mikrogelombang dari bumi di bawahnya.

Selain memberikan gambar-gambar visual, satelit mampu mengindra suhu di bumi, permukaan laut, dan berbagai tingkat atmosfer. Fungsi lainnya adalah mengukur kecepatan angin di atas samudra dan kelembapan di atmosfer.


Dua jenis satelit mengamati cuaca dari ruang angkasa. Satelit geostasioner, yang diletakkan 35.900 kilometer diatas khatulistiwa, mengitari bumi dengan laju persis sama dengan putaran bumi sehingga tetap berada diatas tempat yang sama di permukaan bumi. Dengan demikian, satelit itu dapat menjalankan pengamatan terus-menerus di suatu wilayah yang luas.

Satelit yang mengorbit di atas kutub, berjalan dalam orbit utara-selatan sehingga bumi berputar di bawahnya. Satelit itu dapat mengamati sebagian besar bumi, termasuk wilayah kutub yang tidak dapat dilihat oleh satelit geostasioner.

Satelit mengirimkan data mentah ke pusat komunikasi dan meneruskannya ke stasiun-stasiun cuaca. Satelit juga menilai gambar yang telah diproses dari darat ke stasiun-stasiun jauh dan tempat pengamatan di pulau-pulau yang terpencil.

Satelit cuaca memberikan keuntungan dengan menunjukkan formasi awan yang tersebar didaerah yang luas pada permukaan bumi. Pengambilan gambar awan itu dilakukan dengan menggunakan kamera televisi dan disiarkan ke bumi melalui telemeter.

Amerika Serikat telah meluncurkan lebih dari 20 satelit cuaca sejak peluncuran pertama Tiros 1, pada tanggal 1 april 1960. Sepuluh satelit Tiros 1 telah diluncurkan dan kameranya telah menghasilkan foto cuaca terbesar yang pertama di dunia.

Sebuah satelit cuaca yang telah mengalami perbaikan, Nimbus 1, diluncurkan pada tanggal 28 Agustus 1964. Pesawat Nimbus telah mengujicobakan berbagai macam alat pemonitor cuaca eksperimental. Nimbus 6 diluncurkan pada 12 Juni 1975.

Satelit ini berfungsi mengukur radiasi di atmosfer bumi. Data ini penting sekali untuk menentukan perubahan-perubahan cuaca. Sementara itu, Badan Urusan Atmosfer dan Lautan Nasional AS telah meluncurkan Satelit Meteorologis Sinkron dan GOES-1. Satelit-satelit itu merupakan bagian sistem pengawasan cuaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar