Selasa, 07 Maret 2017

Tipe-Tipe Konflik


   Dalam dunia usaha terdapat berbagai bentuk konflik yang sering kita jumpai. Lebih-lebih sebagai seorang wirausahawan yang ulet dan gigih, dimana dalam berwirausaha adalah dunia yang penuh dengan persaingan untuk mencapai kepentingannya sendiri-sendiri.


Adapun macam-macam bentuk konflik berdasarkan faktor penyebabnya antara lain:

1. Konflik Emosi atau Perasaan (Emotional Conflict)
   Konflik emosi atau perasaan adalah konflik yang terjadi karena perasaan dan emosi seseorang pada kondisi atau saat-saat tertentu.
Contohnya:
1. Kemarahan seseorang yang membuat orang lain tersinggung.
2. Mengucapkan kata-kata yang mengandung unsur ras, suku, agama, atau sosial budaya sehingga menimbilkan kemarahan orang lain.

2. Konflik Ide dan Pemikiran (Cognitive Conflict)
   Banyak konflik yang di akibatkan oleh ketidaksamaan ide, konsep, pemikiran (kognitif) seseorang dengan orang lain dalam satu tim kerja. Misalnya, pada rapat OSIS yang membahas tentang konsep pameran dan seminar tentang kewirausahaan, banyak ide yang muncul dari anggotanya. Untuk meminimalisir konflik, bisa dilakukan kesepakatan dengan sistem pemilihan dan pengambilan keputusan dan buatlah tata tertibnya terlebih dahulu.

3. Konflik Tujuan (Goal Conflict)
   Konflik jenis ini terjadi pada saat semua hal dan aspek telah disepakati, termasuk ide-ide pemikirannya, tetapi tujuannya belum sama belum seirama. Oleh karena itu, visi dan misi haruslah harmonis dan seirama untuk seluruh anggota. Misalnya kalian akan mengadakan observasi/pengamatan ke suatu tempat, maka yang terpenting adalah menentukan tujuan, konsep, ide dan pemikiran, sistem dan aturan selama kita melakukan observasi agar tidak terjadi konflik.
   Selain berdasarkan faktor penyebabnya, konflik juga bisa diklasifikasikan berdasarkan dampak yang ditimbulkan. Macam-macam konflik berdasarkan dampak yang ditimbulkan antara lain:

1. Konflik Destruktif
   Konflik destruktif yaitu konflik yang terjadi antara dua orang yang berdekatan, kedua orang tersebut tidak dapat saling bekerja sama disebabkan karena di antara mereka terdapat perasaan tidak senang. Konflik ini akan mengakibatkan kerugian bagi dirinya sendiri, kelompok, maupun bagi perusahaan.
   Konflik ini sering disebut sebagai konflik emosional destruktif. Apabila ada anggota kelompok dalam perusahaan tidak dapat mencapai penyesuaian paham tentang tujuan pokok, konflik ini disebut konflik substantif destruktif.
   Konflik destruktif akan menimbulkan kerugian yaitu:
a. Perasaan cemas/tegang yang tidak perlu atau tertekan dalam bekerja.
b. Komunikasi dengan rekan sekerja akan berkurang.
c. Adanya persaingan yang tidak sehat diantara teman sekerja.
d. Kurangnya perhatian terhadap tujuan yang akan dicapai bersama
   Apabila terjadi ledakan konflik yang hebat akan mengakibatkan terjadinya ancaman/ kekerasan.

2. Konflik Konstruktif
   Konflik konstruktif adalah suatu konflik (pertentangan) yang terjadi karena adanya perbedaan pendapat antara kelompok yang menghadapi permasalahan. Perbedaan pendapat tersebut akan menghasilkan konsensus dan menghasilkan suatu perbaikan.
   Konflik ini akan menimbulkan keuntungan-keuntungan sebagai berikut.
a. Dapat meningkatkan inisiatif dan kreativitas individu/kelompok, mereka akan berusaha bekerja/berperilaku dengan cara-cara baru yang lebih baik.
b. Intensitas usaha semakin meningkat, individu atau kelompok yang terlibat akan bekerja lebih keras.
c. Dapat memperkuat identitas kelompok dan komitmen untuk mencapai tujuan bersama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar