Kamis, 04 Januari 2018

Sistim Among

I. APAKAH SISTIM AMONG ?
1. Sistim Among adalah cara pelaksanaan pendidikan dalam Gerakan Pramuka menurut ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.

2. Sistem Among adalah sistim pendidikan yang dilaksanakan dengan cara memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan bertindak dengan leluasa, dengan sejauh mungkin menghindari unsur-unsur perintah, keharusan, paksaan, sepanjang tidak merugikan, baik bagi diri peserta didik maupun bagi masyarakat sekitarnya, dengan maksud untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri sendiri, kreativitas dan oto aktivitas sesuai dengan aspirasi peserta didik.

3. a. Sistim Among adalah hasil pemikiran RM. Soewardi Suryaningrat, yang kemudian dikenal dengan sebutan Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, beliau juga pendiri dan Bapak Perguruan Taman Siswa.
    b. Ki Hajar Dewantara, yang pernah duduk sebagai Menteri Pendidikan Kabinet Pertama, adalah salah satu pejuang kemerdekaan Indonesia. Beliau dilahirkan pada tanggal 2 Mei 1889 dan wafat pada tanggal 28-04-1959. Jasa-jasa beliau di bidang pendidikan sangat besar, maka tanggal 2 mei ditetapkan Pemerintah Sebagai Hari Pendidikan Nasional di Indonesia.

4. a. Kata "AMONG" berarti : mengasuh, memelihara, menjaga, merawar.
    b. Orang yang melaksanakan "among" adalah "PAMONG"


II. MENGAPA SISTIM AMONG?
1. Diterapkannya sistim among dalam Gerakan Pramuka karena merupakan ketentuan yang di tetapkan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka ialah landasan hukum organisasi Gerakan Pramuka, oleh sebab itu wajib dilaksanakan dan ditaati oleh setiap anggota Gerakan Pramuka.

2. a. Sasaran proses pendidikan kepramukaan itu adalah mental, fisik, pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman, peserta didik dalam Geraka Pramuka yang sasaran akhirnya adalah menjadikan para Pramuka itu sebagai tenaga kader pembangunan yang bermoral Pancasila.
   Sasaran proses pendidikan itu dikatakan tercapai dengan efektif kalau sikap, tindak-laku dan kegiatan peserta didik merupakan refleksi dari proses pendidikan yang dialaminya. Tegasnya, hasil pendidikan Kepramukaan itu membudaya pada diri setiap Pramuka.

    b. 1) Untuk mencapai maksud itu, maka proses pendidikan itu harus diberikan secara konkrit.
        2) Untuk Mengkonkritkan sesuatu pada peserta didik, jalan yang praktis dan mudah adalah contoh.
        3) Contoh yang paling mudah untuk diberikan pada peserta didik adalah teladan.
        4) Teladan yang paling mudah dan efektif diperoleh peserta didik adalah si pendidik (pamong/pembina).

   c. 1) Apabila bahan disampaikan kepada peserta didik itu melalui contoh-contoh yang sangat kongkrit, maka peserta didik itu mengalami proses sebagai berikut:
          a) Melihat.
          b) Tahu.
          c) Mengerti.
          d) Paham.
        2) Kalau proses itu terlaksana, maka peserta didik menghayati bahan itu. Penghayatan akan disampaikan itu berarti bahwa peserta didik menggunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian bahan itu telah menjadi miliknya.
        3) Kalau bahan itu sudah menjadi miliknya dan melekat pada diri peserta didik, maka hasil pendidikan itu telah membudaya pada diri peserta didik. Sikap membudaya inilah yang menjadi sasaran dan tujuan proses pendidikan Kepramukaan.

    d. Dengan membudayanya bahan pendidikan pada setiap peserta didik, maka perlu diberi motivasi agar dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah membudaya itu peserta didik mengembangkan diri dan mampu untuk berkarya atas-karsanya yang positip.
    e. 1) Dalam proses penghayatan dan pengembagan daya karsa itu peserta didik akan menghayati berbagai hambatan, rintangan atau kesukaran-kesukaran. Dalam rangka menumbuhkan rasa kepercayaan pada diri sendiri da keuletan mental serta fisiknya, para peserta itu perlu diberi dorongan untuk dengan daya dan upaya sendiri mampu mengatasi hambatan dab kesukaran itu.
          2) Percaya pada diri sendiri adalah sikap yang tidak menggantungkan diri pada orang lain. Inilah jiwa wiraswasta yang harus ditumbuhkan pada setiap Pramuka.

    f. Diterapkannya sistem Among dalam Gerakan Pramuka, tidaklah hanya karena prinsip among itu merupakan hasil pemikiran yang dilandasi oleh prinsip-prinsip filsafat, idiologi, ilmu jiwa dan bahkan diakui dalam ilmu pendidikan dan ilmu pengajaran mutakhir, tetapi juga sesuai dengan proses yang diuraikan diatas. Ketegasan proses itu adalah tampak pada ungkapan sistim among dalam bentuk kalimat sederhana:
          ING NGARSA SUNG TULADHA
          ING MADYA MANGUN KARSA
          TUT WURI HANDAYANI

3. a. Gerakan Pramuka menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan dalam rangka membina watak anak, remaja dan pemuda Indonesia agar mereka menjadi manusia yang bermoral Pancasila.
    b. Pendidikan moral tidak akan berhasil dilakuka dalam bentuk klasikal dan masal. Pendidikan moral lebih efektif dilaksanakan secara individual. Cara paling efektif dan praktis adalah contoh/teladan sikap dan tindak laku Pembina itu sendiri.
     c. Penerapan sistim among dalam Gerakan Pramuka tidak lain merupakan tuntutan sikap laku seorang Pembina yang harus menjadi manusia pemberi teladan, manusia pembangun daya kreasi dan manusia pendorong positif bagi peserta didik.


III. BAGAIMANA SISTIM AMONG DILAKSANAKAN?
1. Proses pendidikan Kepramukaan, atas dasar sistim among, harus dilaksanakan dalam suasana kekeluargaan.
2. a. Sistem among mengharuskan Pembina Pramuka mempunyai sikap laku:
     - Di depan memberi teladan
        (Ing ngarsa sung tuladha)
     - Di tengah-tengah membangun kemauan
        (Ing madya mangun karsa)
     - Di belakang memberi dorongan
        (Tut wuri hamdayani)
     b. Dalam melaksanakan tugasnya, Pembina Pramuka harus memelihara sikap yang berdasarkan kepada:
        1). Rasa cinta kasih, rasa keadilan, rasa kepantasan, dan rasa kesanggupan berkorban.
        2). Rasa disiplin disertai inisiatif.
        3). Rasa tanggung jawab terhadap Tuhan, masyarakat dan dirinya sendiri.

3. Sistim among dalam Gerakan Pramuka, berarti bahwa para Pramuka diberikan kesempatan mengembangkan pribadinya, bakatnya, kemampuannya, cita-citanya. Tugas pamong/pembina Pramuka hanyalah menjaga, membenarkan, meluruskan, mendorong, memberi motivasi, tempat bertanya dan tempat meminta pertimbangan. Para Pramuka harus diperlakukan dan dihargai sebagai subyek didik bukan obyek didik belaka.
4. Sistem beregu adalah cara yang efektif dalam usaha penerapan sistim among.
5. Sistim among berarti bahwa semua kegiatan Kepramukaan, sebagai proses pendidikan, dilaksanakan dalam bentuk kegiatan-kegiatan nyata dengan contoh-contoh nyata, dimegerti dan dihayati, tidak dengan paksaan atau perintah, tetapi atas dasar minat dan karsa para Pramuka. Pembina Pramuka harus mampu menjadi contoh pelaksana, tidak hanya pandai memerintah atau meminta dilayani menurut perlakuan istimewa dari peserta didik.
6. Sistim among harus digunakan secara terpadu, tidak terpisah-pisah, satu dengan lainnya saling berkaitan, karena itu untuk semua golongan peserta didik (S,G,T,D) digunakan teladan, memberikan daya kreasi dan dorongan.
Keempat golongan peserta itu memerlukan:
a. Perwujudan (konkritisasi).
    contoh/teladan adalah untuk mengenal, mengetahui, mengerti, dan memahami.
b. Daya Kemampuan:
     pengembangan kemampuan bakatnya atas dasar karsanya.
c. Dorongan/motivasi:
     Motivasi untuk berani berdiri di atas kaki sendiri. Namun tentu saja, sesui dengan prinsip-prinsip dasar metodik pendidikan Kepramukaan, pelaksanaanya akan berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar